satu sujud

di satu waktu, terjerembab dalam sebuah tahyatul masjid. air mata menjadi ringan untuk ditawarkan. mengalir saja seperti aroma pagi itu. entah apa yang mata ingin sampaikan hingga ia mengirimkan air kepada satu pribadi. yang tidak tahu makna, tidak tahu arti, tidak tahu diri.

aku sudah terlalu lama tidak bercengkrama. dengan sujudku. dengan air yang ditawarkan mata. dengan makna yang ingin berbagi. ya, semuanya karena si aku masih saja tidak tahu diri. tidak coba memakna apa yang sudah terlepas dan dilepas. tidak tahu apa, mengapa, bagaimana. sujud yang entah aku merindu atau tidak, yang entah menawarkan jawaban atau hanya sempadan antara fakta dan makna, entah. entahlah.

mattompodalle


 sebuah cerita, berbagai makna didalamnya. sebulan rasanya saya menginjak mattompodalle, sebuah lapang di daerah kabupaten takalar, tanah ujung pandang. bertemu berbagai pengalaman, berharga, penuh warna, penuh kekuatan, penuh ceria, penuh banyak sederhana bagi saya yang lumayan awam ini.

sederhana. sepertinya ini kata kuncinya. ketika kau temukan sederhana yang terstruktur secara tentram beraturan, maka akan kita genggam suatu kekuatan tak terbatas, tapi tidak menyombong sehingga akan jadi tidak tak terbatas. ya, begitulah sederhana yang bertemu saya di mattompodalle. ketika sederhana menjadi tidak dibuat-buat, ketika sederhana mengalir deras begitu saja, menyejukkan, ketika sederhana itu menjadi maksimal, dan semoga ketika sederhana itu tidak menjadi berantakan dengan keberadaan kami.

sanekane

sanekane. mungkin terdengar asing, mungkin saja sering bagi sedikit atau segelintir saja. saya juga mendengarnya asing, dan baru saja tertemukan di halaman wiki. ya, sanekane sama saja dengan jejaring sosial. sebuah frasa yang baru saja menyeruak mendadak belakangan, karena teknologi, karena globalisasi, karena berubah itu adalah sesuatu yang sangat cepat rasanya sekarang. dan. jejaring sosial, sebutkanlah sanekane mulai mengubah, mulai ekspansi sebuah ubah, mulai mengemuka, mulai berkestensifikasi. mari mulai menanya, berubah seperti apa?

bertiga


ini cerita tentang suatu makna, bersama, percaya, teman pencerita, sosok pemerhati, bahagia, pastinya. sebuah ladang, segenap makna, sebuah proses merangkul (makna) bahagia.

memang tidak mudah menjadikan tiga menjadi satu. bisa saja karena tiga istimewa sehingga dia putuskan untuk sedikit menyulit untuk menyatu, menjadi satu, padu. dikait dengan keberadaan ilmu pasti, algoritma; perumusan integral matematis; dan atau pun dengan menambah rumus fisika yang sudah teraku, sepertinya tiga akan tetap menjadi sulit untuk menjelma menjadi satu. tapi, sulit bukan berarti ketidakmampu, toh buktinya ada.
saya tahu, menyadar, meng-aku-kan jika dari tiga yang ada, mungkin saya yang paling tidak dan bukan apa-apa. sedikit melakukan apa (saja), minimalis dalam hal kontributif dalam tiga yang cukup  kohesif, bahkan mungkin saja, saya yang menghancur sebuah konstruksi rapat terbangun. karena. karena.

pribadi

pribadi. dunia ini penuh dengan pribadi-pribadi, dengan multifaset dan multikulturnya. dengan multifisik dan multipersonalitas kepemilikannya. ya, jelas, tegas bahwa pribadi itu tidak sama, beda, multifaset, dan dia berdiri satu-satu, sendiri dengan realita independensi setiapnya. kalau ada argumentasi, mungkin ada yang melebar menjadi hipotesa, bahwa, ada pribadi yang sama di rata dunia ini, jelas salah dan ketika berlarut-larut akan menyalahkan. jelas, setiap pribadi itu beda.

dia

semakin berlarut-larut saja rasanya. semakin merasa bahwa nyaman itu ada, sedang bergerilya, sedang bercerita dengan lugasnya, disini, di hati dan tepat tempatnya. coba mengingat dulu ketika masa muda, masa masanya masih berdecap dengan sedikit cakap, rasanya nyaman ini belum pernah ada apalagi menggempita seperti ini. ya, tepat, karena dia.

katanya, dia sederhana, memang seperti itu rasanya. katanya, dia itu tidak seberapa, kalau dilihat muka dan rupa, benar adanya, tapi tetap hati ini bilang dia istimewa. mungkin ada yang sedikit berkata, dia itu sama, jelas salah, dia itu berbeda. berbeda. berbeda. berbeda dan istimewa.

kata dan bicara

kita mulai saja hitam diatas putih ini. karena, ketika bicara belum hiper aktif atau proaktif atau (bisajuga) aktif saja, maka lengkungan garis yang tersepakati menjadi tanda, menjadi isyarat, menjadi makna sehingga setiap orang yang memperhatikannya akan menjadi makna, yang sama tentunya.

sebut saja  yang kita tulis ini kata. tulisan akan menggempita jika ada paragraph yang berhadir nyata. paragraph akan mengemuka, ketika kalimat menunjukkan mukanya. kalimat juga akan berunjuk, jika ada kata. ya, kata yang memberikan cerita, kata yang mengemuka sebuah tulisan, kata lah yang berkontribusi untuk sebuah makna.