aku dan sutradara


sepertinya memang seperti ini caraku menikmati hidup. berbuat, salah, kembali berbuat dan seperti tidak ada yang terjadi. banyak orang memprestasikan dirinya untuk sebuah perubahan, perubahan dan perubahan. aku memang ditakdirkan seperti ini. tidak ada perubahan. datar. tanpa perkembangan. penuh involusi. penuh desersi. penuh kesalahan. penuh ketidakpastian. penuh hal-hal yang selalu negatif. 

aku tak begitu tahu caranya. aku tak begitu mengerti alurnya. aku tak begitu mengerti jalan ceritanya. aku tak mengikuti skenarionya. ya. sekali lagi ya. aku bukan aktor yang baik. aku bukan seseorang yang selalu katakan ya kepada setiap kata yang terlontar pekat dari sang sutradara. entah bagaimana akhir ceritanya nanti, tak terpedulikan sungguh bagi diri yang hampa ini. lagipula, aku dan sang sutradara terlalu jauh jaraknya. walaupun ada yang katakan sutradara itu dekat, aku tak begitu mengerti untuk menjalankan skenarionya yang aku sendiri produsernya (mungkin) atau sang sutradaralah yang merangkap untuknya.

risau itu akut

jujur aku sebenarnya kurang nyaman dengan keadaan seperti ini. entah aku yang membuat-buatnya seperti ini, atau memang seperti ini sudah terjalankannya. ada semangat dari beberapa, aku sendiri yang tidak menerimanya. ada yang sudah memutuskan untuk memperhatikanku lebih dan sedikit berbeda, tapi lagi-lagi aku seolah-olah tidak menggubrisnya. ada yang tidak peduli apapun kata untuknya, dia masih terus memutuskan untuk menyemangati makhluk tidak tahu etika ini. tapi, ketidak pedulian juga merebak aktif.
aku lelah tuhan.