sanekane

sanekane. mungkin terdengar asing, mungkin saja sering bagi sedikit atau segelintir saja. saya juga mendengarnya asing, dan baru saja tertemukan di halaman wiki. ya, sanekane sama saja dengan jejaring sosial. sebuah frasa yang baru saja menyeruak mendadak belakangan, karena teknologi, karena globalisasi, karena berubah itu adalah sesuatu yang sangat cepat rasanya sekarang. dan. jejaring sosial, sebutkanlah sanekane mulai mengubah, mulai ekspansi sebuah ubah, mulai mengemuka, mulai berkestensifikasi. mari mulai menanya, berubah seperti apa?

bertiga


ini cerita tentang suatu makna, bersama, percaya, teman pencerita, sosok pemerhati, bahagia, pastinya. sebuah ladang, segenap makna, sebuah proses merangkul (makna) bahagia.

memang tidak mudah menjadikan tiga menjadi satu. bisa saja karena tiga istimewa sehingga dia putuskan untuk sedikit menyulit untuk menyatu, menjadi satu, padu. dikait dengan keberadaan ilmu pasti, algoritma; perumusan integral matematis; dan atau pun dengan menambah rumus fisika yang sudah teraku, sepertinya tiga akan tetap menjadi sulit untuk menjelma menjadi satu. tapi, sulit bukan berarti ketidakmampu, toh buktinya ada.
saya tahu, menyadar, meng-aku-kan jika dari tiga yang ada, mungkin saya yang paling tidak dan bukan apa-apa. sedikit melakukan apa (saja), minimalis dalam hal kontributif dalam tiga yang cukup  kohesif, bahkan mungkin saja, saya yang menghancur sebuah konstruksi rapat terbangun. karena. karena.

pribadi

pribadi. dunia ini penuh dengan pribadi-pribadi, dengan multifaset dan multikulturnya. dengan multifisik dan multipersonalitas kepemilikannya. ya, jelas, tegas bahwa pribadi itu tidak sama, beda, multifaset, dan dia berdiri satu-satu, sendiri dengan realita independensi setiapnya. kalau ada argumentasi, mungkin ada yang melebar menjadi hipotesa, bahwa, ada pribadi yang sama di rata dunia ini, jelas salah dan ketika berlarut-larut akan menyalahkan. jelas, setiap pribadi itu beda.

dia

semakin berlarut-larut saja rasanya. semakin merasa bahwa nyaman itu ada, sedang bergerilya, sedang bercerita dengan lugasnya, disini, di hati dan tepat tempatnya. coba mengingat dulu ketika masa muda, masa masanya masih berdecap dengan sedikit cakap, rasanya nyaman ini belum pernah ada apalagi menggempita seperti ini. ya, tepat, karena dia.

katanya, dia sederhana, memang seperti itu rasanya. katanya, dia itu tidak seberapa, kalau dilihat muka dan rupa, benar adanya, tapi tetap hati ini bilang dia istimewa. mungkin ada yang sedikit berkata, dia itu sama, jelas salah, dia itu berbeda. berbeda. berbeda. berbeda dan istimewa.

kata dan bicara

kita mulai saja hitam diatas putih ini. karena, ketika bicara belum hiper aktif atau proaktif atau (bisajuga) aktif saja, maka lengkungan garis yang tersepakati menjadi tanda, menjadi isyarat, menjadi makna sehingga setiap orang yang memperhatikannya akan menjadi makna, yang sama tentunya.

sebut saja  yang kita tulis ini kata. tulisan akan menggempita jika ada paragraph yang berhadir nyata. paragraph akan mengemuka, ketika kalimat menunjukkan mukanya. kalimat juga akan berunjuk, jika ada kata. ya, kata yang memberikan cerita, kata yang mengemuka sebuah tulisan, kata lah yang berkontribusi untuk sebuah makna.

cinta

masalah ini tersedak sekarang dalam pekat dalam tenggorok dan badan seluruhnya. dulu memang tersepelekan kata yang tersingkat sedikit ini, karena memang tidak pernah ada berdampak mengakar hebat dalam setiap inchi hidup ini. dan akhirnya, aku merasakannya, menjalankannya, hingga ia merasuk pekat dalam akal, rasa, pikir, sentak dan berbuat.
awalnya memang biasa saja, hanya sebuah proses kagum yang berlebihan saja. namun, ya apa mau dikata, dia mulai tumbuh, menancap, secara resesif mematenkan dirinya menjadi bagian dalam tubuh yang sudah ringkih ini. akhirnya, sadar itu mulai muncul, ketika dulu senyuman simpul sering bergelora melihat pemuda-pemudi saling mencinta dan dicinta. sedikit sepele muncul ke permukaan ketika yang satu bergombal durja kepada sang dicinta. ketika hati, pikir, dan rasa mengatakan, tidak usah berlebihan kawan, biasa saja. ternyata. ternyata. seperti ini cinta menawarkan dirinya.

si besar yang terlalu kecil

sudah lama rasanya saya tidak bermain dalam lengkungan keyboard computer kah namanya, atau dulunya ini hanya mesin tik rengkit sempit. 

hati ini terasa berdebar kencang terus kawan. seperti telah terjadi pergumulan atau pergumpalan atau bercampur pekatnya sesuatu yang aku pun tak tahu apa. pergumulan ini seolah tunjukkan pada saya, bahwa saya ini bukan apa-apa, belum ada apa-apa yang terbuat bahkan untuk dirimu sendiri lebih-lebih untuk serentetan manusia lain. seolah isi kepala ini tidak mampu dan cukup untuk meladeni pergumulan yang terus berkembang, proaktif dan hiper bisa mungkin.