keteladan yang hilang



tulisan ini kudedikasikan untuk diriku, penikmat diri dan orang-orang yang mungkin banyak terdzolimi oleh diriku. sikapku. perkataanku. atau mungkin bagian kecil besar diriku yang membuat kalian kaku terpaku.
entah kenapa dengan diriku. entah kenapa dengan hati ini. setiap ingin berbuat, alasan alasan bergerilya menghalangi. setiap ada terpikir, selalu ada janggal yang mendesak. katanya ingin lebih baik, katanya ingin menjadi lebih besar. jika seperti ini sentakan-sentakannya, baik hanya akan menjadi angan, besar hanya akan menjadi bualan. tapi, sudahlah. aku tulis, aku berkomitmen, tak ada yang terealisasi aktif menjadi positif.

padahal dua tampu besar sedang kusandang. tapi tak ada pergerakan, tak ada ketegasan, tak ada arahan, tak ada sentakan, tak ada tantangan, tak ada  dan sekali lagi tak ada. aku hanya simbol menatap, mengharap perubahan ke kebaikan. ya. seperti itu maunya. perubahan tanpa tantangan. berjalan seperti biasa bahkan mengarah ke tidak biasa. entah apa yang akan ku jawab kalau ditanyakan nanti.
kesimpulanku jatuh pada diriku. semua terasa salahku, aku tak mampu memikul tantangan atau amanah atau tanggung jawab. aku tak bisa mengarah, aku tak bisa bicara, aku tak mencoba bahkan aku tidak berupaya walaupun sedikit saja. aku hanya menunggu dan menunggu. entah apa yang kutunggu, tapi yang pastinya positif konstruktif. tapi, akhirnya involusi destruktif. huh, aku benci menjadi seperti ini, tapi, tapi, tapi, tapi, tapi.
kawan, saudara, entah apa lagi kalian kusebut. orang-orang yang selalu memberikan semangat untuk ‘seorang ‘ ini, alihkan aku dari pandangan ini. kalau bisa gantikan, baik. kalau tidak, teguran keras juga bisa walaupun aku juga tak tahu bagaimana menyikapinya. kalaupun tidak, mari tunjukkan kalau aku memang tidak pantas menampu ini semua. buktikan. singkirkan.
kawan. saudara, sekali lagi entah apa aku pantas memanggil kalian. kita sadar, kita butuh teladan, dan itu bukan aku. jangan mengiris hati sendiri kalau memang aku tak pantas. kalau memang kalian, maju, gantikan, berkepemimpinan lah. aku siap membantu. karena jika teladan itu hilang, maka yang meninggal hanyalah sistem yang buruk, inkondusifme atau apalah namanya. karenanya, tolong aku kawan. sepak aku. aku tak perlu dirangkul karena aku hanya buangan.



  dengan penuh kemirisan dan keterpurukan hati,
-maidiyanto rahmat-
 

3 komentar:

  1. dari sisi ku dan pandangan ku : mengapa tak di buang karena,,,MASIH ada sejuta harapan dari mereka yang mereka titip kan pada mu...Dan kau tak tergantikan.

    BalasHapus