bertiga


ini cerita tentang suatu makna, bersama, percaya, teman pencerita, sosok pemerhati, bahagia, pastinya. sebuah ladang, segenap makna, sebuah proses merangkul (makna) bahagia.

memang tidak mudah menjadikan tiga menjadi satu. bisa saja karena tiga istimewa sehingga dia putuskan untuk sedikit menyulit untuk menyatu, menjadi satu, padu. dikait dengan keberadaan ilmu pasti, algoritma; perumusan integral matematis; dan atau pun dengan menambah rumus fisika yang sudah teraku, sepertinya tiga akan tetap menjadi sulit untuk menjelma menjadi satu. tapi, sulit bukan berarti ketidakmampu, toh buktinya ada.
saya tahu, menyadar, meng-aku-kan jika dari tiga yang ada, mungkin saya yang paling tidak dan bukan apa-apa. sedikit melakukan apa (saja), minimalis dalam hal kontributif dalam tiga yang cukup  kohesif, bahkan mungkin saja, saya yang menghancur sebuah konstruksi rapat terbangun. karena. karena.

ya, karena beginilah saya, yang paling tidak permisif dari dua lainnya, paling merasa lebih atas segala kurang yang terpunyai, paling banyak memproduksi premis yang bahkan menjadikan pesimis bukan dan jauh dari optimis, seringkali memberi doktrin berbau dogma meyinggung (sedikit) agama, padahal saya (masih) jauh darinya. entah apakah ada bosan atas saya dari dua lainnya, entah ada sedikit kesal dan menyesal atas saya, entah saya meramaikan atau cukup mengacaukan, entah juga memanfaatkan.
kadang ada takut yang menyelinap, mencoba reproduktif aktif terhadap takut-nya. takut akan bosan yang kapan saja bisa mengemuka dan proaktif tentu saja. takut bosan akan saya, dari dua yang lainnya, atau dengan lebih besarnya, dari banyak yang lainnya. karena, saya seperti ini saja, tanpa lebih dan dengan banyak kurang dan batasnya. maka, mafhum-lah akan saya yang realitanya, seperti ini adanya.
harap, semoga saja saya tidak menjadi apostrof yang bergantung di akhir, sebagai pelengkap penderita. semoga saya tidak menjadi sekedar adjektiva, adverbial kata yang cukup menerangkan suatu pokok, setidaknya saya bisa menjelma menjadi seikat predikat yang berikan kerja dari nomina yang ada. semoga juga saya bukan seorang introver (menerus) yang tidak memutus untuk sedikit permisif terhadap rintihan serta selintingan untuk dibagi ke lingkungan. semoga, saja.



dalam carut marut asap rokok petak
-maidiyantorahmat-

2 komentar: