si besar yang terlalu kecil

sudah lama rasanya saya tidak bermain dalam lengkungan keyboard computer kah namanya, atau dulunya ini hanya mesin tik rengkit sempit. 

hati ini terasa berdebar kencang terus kawan. seperti telah terjadi pergumulan atau pergumpalan atau bercampur pekatnya sesuatu yang aku pun tak tahu apa. pergumulan ini seolah tunjukkan pada saya, bahwa saya ini bukan apa-apa, belum ada apa-apa yang terbuat bahkan untuk dirimu sendiri lebih-lebih untuk serentetan manusia lain. seolah isi kepala ini tidak mampu dan cukup untuk meladeni pergumulan yang terus berkembang, proaktif dan hiper bisa mungkin.

gumpalan ini seolah katakan, hei kamu. jangan terlalu merepresentasikan diri itu besar yang sebenarnya kecil. jangan terlalu memaksakan diri hebat kalau diri hanya hitam yang pekat. jangan paksakan kau bisa bahkan mampu saja kau tidak mungkin sajikan. kamu. kecil, dekil, bukan apa-apa. jangan harap kau bisa mendapat hebat jika usaha itu tidak terjerat di dalam diri. jangan berharap besar jika diri ini tidak mampu berlaku besar. jangan kau idamkan masa depan bilasanya kau hanya diam, menunggu, genangan tidak akan hilang jika tidak dibuang, lezat tidak akan dapat jika tidak berbuat.

sekarang, mari kita.

akan kucoba kurangkul pelangi itu. dengan menjadi pelangi yang lain atau mungkin akan kubuatkan sendiri. dan mudahan pelangi yang lain mengizinkan aku untuk membuatnya, agar pelangimu kulengkapkan dengan pelangi milikku dan miliknya. 




dalam ketakutan akan sebuah hilang.
-maidiyanto rahmat-

1 komentar:

  1. Hi, I came across your site and wasn’t able to get an email address to contact you. Would you please consider adding a link to my website on your page. Please email me back and we'll talk about it.

    Thanks!

    Hailey William
    haileyxhailey@gmail.com

    BalasHapus