dia menggoda


lama saya tidak merasakan jubah lebar menutupi dada kepemilikan seorang muslimah. dunia kampus memang sebegitu keras dan melihat lebar menjadi sesuatu yang menggetarkan. entah kenapa tadi saya sedikit berbicara hati melihatnya. begitu indah terlihat ketika jilbab lebar itu terbungkus rapi membalut kepalanya. tunduk dengan mata yang sebenarnya zina, tunduk hati ketika berinteraksi dengan lawannya.

jilbab dan sikapnya menjadikan pete-pete alias angkot sediki berbeda. ketika yang jilbab dengan pakaian ketatnya, ketika jilbab dengan sikap nonmuslimnya, ketika jilbab yang lain hanya sebagai replika. bahkan ada yang tidak berjilbab! padahal dia tahu harus.

uh, kampus menjadikan yang lebar tidak terlalu berperan, asing, aneh bahkan mendekati ketidak benaran. aturan liberalis, rasionalis, nasionalis, naturalis menggerogoti aturan sebagaimana mestinya. ketika benar itu mulai memudar, kita yang muslim harusnya coba jernihkan. ketika seharusnya a, jangan dipaksakan b, bahkan ada yang merenovasinya hingga mendekati z. 

penghargaan aktif, kemanusiaan, keseteraan gender, entah apa lagi yang diatasnamakan atas kebenaran. ayolah. kita punya aturan. aturan yang akan menjaga. aturan yang benar. aturan yang harus kita laksanakan. masa kita menimbang aturan yang benar, keterlaluan.

uh, indonesia sudah terlalu jenuh. tapi disitu ada tantangan untuk terus tegakkan aturan, hanya yang benar.




mari kita saling mengingatkan.
 - maidiyanto rahmat -

3 komentar:

  1. well, we can't push what on our mind so much to others. they deserve to have their own life and surely, take responsibility on it. let them live that, don't force them with our tought.
    the one and only who knows what is wrong and right is god, so if we judge people with their wrong doings, we make ourselves god.

    BalasHapus
  2. "if we judge people with their wrong doings, we make ourselves god"

    its an exciting i ever hear.

    BalasHapus
  3. terima kasih telah mengingatkan artikel yg bagus. :D
    sesama muslim memang sudah seharusnya saling mengingatkan, (mengingatkan memang tidak sama dgn memaksakan).

    BalasHapus