cinta

masalah ini tersedak sekarang dalam pekat dalam tenggorok dan badan seluruhnya. dulu memang tersepelekan kata yang tersingkat sedikit ini, karena memang tidak pernah ada berdampak mengakar hebat dalam setiap inchi hidup ini. dan akhirnya, aku merasakannya, menjalankannya, hingga ia merasuk pekat dalam akal, rasa, pikir, sentak dan berbuat.
awalnya memang biasa saja, hanya sebuah proses kagum yang berlebihan saja. namun, ya apa mau dikata, dia mulai tumbuh, menancap, secara resesif mematenkan dirinya menjadi bagian dalam tubuh yang sudah ringkih ini. akhirnya, sadar itu mulai muncul, ketika dulu senyuman simpul sering bergelora melihat pemuda-pemudi saling mencinta dan dicinta. sedikit sepele muncul ke permukaan ketika yang satu bergombal durja kepada sang dicinta. ketika hati, pikir, dan rasa mengatakan, tidak usah berlebihan kawan, biasa saja. ternyata. ternyata. seperti ini cinta menawarkan dirinya.